Tentang Pertamax Dan Premium
Harga Pertamax dan Pertamax Plus melangit. Bagaimana
pengguna motor Pertamax, khususnya Satria F150? Perlu nggak ya… ‘turun
derajat’ nenggak Premium? Apa sih kelebihan dan kekurangannya?
Turun pangkat pakai Premium, tenaga pasti berkurang. Wajar, angka
oktan keduanya beda. Pertamax dipatok 92-95. Sedang Premium di angka
82. Angka oktan menyatakan kandungan molekul iso oktan di bensin.
Molekul ini yang menahan terjadinya ngelitik atau detonasi. Sehingga
makin tinggi oktan, kuat terhadap kompresi tinggi. “Kompresi
berbanding lurus dengan angka oktan. Kompresi wajib diimbangi oktan
tinggi,” jelas Colin Latung, konsultan perminyakan dari URS Indonesia.
Kesesuaian angka oktan dengan kompresi akan memperkecil kemungkinan
terjadi gejala nggelitik. “Kalau tetap memaksakan motor dengan
kompresi tinggi menggunakan oktan rendah, piston akan jebol. Biaya
yang dikeluarkan akan jauh lebih besar.”
Artinya, mengubah penggunaan Premium tergantung kompresi motor. Dalam
kondisi estede, lihat saja spesifikasi teknis kendaraan yang dibikin
pabrikan. Motor 4-tak lokal umumnya punya kompresi kisaran antara 9:1
sampai 9,3:1. Bahkan, motor 4-tak impor seperti Suzuki Satria F150
berkompresi 10,2:1. “Kalau ingin tidak mengalami detonasi, turunkan
kompresi. Ganjal head silinder dengan paking yang lebih tebal,”
Konsekuensinya, tenaga motor akan melorot. Menurut Colin, tidak masalah. “Ini untuk penggunaan harian bukan balap,” tambahnya.
Tapi, bagaimana dengan mengoplos aditif octane booster. “Penambahan itu
tidak signifikan. Sebab, kandungan kimia octane seperti Metil Cyclo
Pentan Dienyl Manganis Tricarbonil (MMT) tidak akan besar mendongkrak
angka oktan,” ungkap Colin.
Bagaimana dengan motor 2-tak. Umumnya, perbandingan kompresi lebih
rendah. Jadi, pindah pemakaian Pertamax ke Premium nggak masalah.
Kebutuhan motor 2-tak terhadap kriteria bahan bakar dianjurkan
menggunakan Premium. Misal, kompresi Kawasaki Ninja-RR 7,2:1. Data
Premium beroktan 82-92. “Cukup menyuplai kebutuhan motor berkompresi
7:1-9:1,” jelas Freddyanto Basuki, assistant manager service division,
PT Kawasaki Motor Indonesia.
Memang, penggunaan Premium perlu diwaspadai. Soalnya, bahan bakar itu belum
bebas timbel (luar Jabotabek).
OKTAN INDONESIA LEBIH RENDAH
Angka oktan bensin yang beredar di Indonesia menurut Colin Latung lebih
rendah dibanding dengan sejenis di negara lain. Sebab, kita menganut
Research Octane Number (RON). Sedangkan di negara lain, misal,
Malaysia menganut Pump Octane Number (POM). “Angka POM didapat dari
penjumlahan RON dan MON (Motor Octane Number). Hasilnya dibagi dua,”
jelas Colin.
Dengan demikian, kalau angka RON Pertamax dikonversikan ke POM sudah
pasti angkanya turun. “Jadi kualitas bahan bakar kita memang tidak
baik,” tambah Colin.
Kurtubi, pengamat bahan bakar yang juga bekerja di PT Pertamina ngasih
solusi. Kompetisi penyuplai bahan bakar minyak harus dibuka.
“Pemerintah harus membuka keran pemain baru. Di sisi lain, rakyat
harus tetap dilindungi. Harga tidak diserahkan ke pasar, tapi
ditentukan oleh pemerintah,” jelas Staf Pengajar Pascasarjana Fakultas
Ekonomi Universitas Indonsia ini.
TES PREMIUM DAN PERTAMAX
Rasio kompresi motor, sangat menentukan dalam pemilihan bahan bakar.
Em-Plus
coba ngetes motor kompresi tinggi diberi perlakuan beda. Seperti
Suzuki Satria F150 kompresinya 10,2 : 1. Pertama tes diisi Pertamax.
Kemudian digeber keliling Jakarta pas jam macet. Dari pukul
15:50-16:30.
Kondisi berboncengan. Pengendara 70 kg dan boncenger 60 kg. Hasilnya
mencapai jarak tempuh 64 km. Menghabiskan Pertamax 2.100 cc, atau 2
liter lebih 100 cc. Berarti bisa dicari pemakaian BBM-nya. Sekitar 30,5
km/liter.
Perlakuan kedua diisi Premium. Tentu setelah tangki dikuras. Dites
sendirian alias tanpa boncenger. Berat pengendara 65 kg. Dites di
Jakarta sekitar jam 10 pagi
Kesimpulanya, Pertamax lebih irit meski dengan beban berat. Sebab
tidak ada detonasi dan menghasilkan tenaga gede. Beda dengan pakai
Premium. Gas harus dipelintir abis mulu. Sehingga boros.
Perbandingan Angka Oktan dan Kompresi
Pertamax Plus
Oktan= 95
Kompresi= 10:1 – 11:1
Pertamax
Oktan= 92
Kompresi= 9:1 – 10:1
Premium
Oktan= 82
Kompresi= 7:1 – 9:1
artikel 2:
Berapakah sebenarnya nilai oktan yang dibutuhkan oleh mesin mobil
kita?Khusus untuk tipe yang kebutuhan oktannya sekitar 90-92. Artinya
anda boleh menggunakan premium yang dicampur Pertamax/Pertamax Plus
untuk mendapatkan nilai oktan yang dibutuhkan. Premium yang beroktan 88
jika dicampur dengan Pertamax/Pertamax Plus yang saat ini beroktan
92/95 dalam perbandingan 1:1 akan memberikan nilai oktan sekitar
90/91.5. Premium murni sama sekali tidak mampu mencukupi kebutuhan
oktan mesin tersebut.
Caranya :
Jika saat ini sudah full tank Pertamax, tunggu sampai tinggal separo,
lalu isi Premium. Jika full tank Premium, tunggu tinggal separo, lalu
isi Pertamax. Jika sudah habis, terpaksa anda harus isi Pertamax
separo, lalu pindah ke tempat Premium isi setengahnya lagi… Memang
untuk pertama kali-nya akan kelihatan lucu, soale pindah-pindah he he
he…
Pakai Bensin Apa ?
Pemilik kendaraan kendaraan sering bertanya-tanya soal satu ini. Di
Indonesia, saat ini tersedia beberapa jenis bensin, yaitu Premium (RON
88), Pertamax (RON 92) &, Pertamax Plus (RON 95). Premium masih
mengandung timbal (leaded fuel) sedangkan Pertamax & Pertamax Plus
bebas timbal (unleaded fuel).
Pertamax dan Pertamax Plus diproduksi dengan menggunakan bahan baku
berkualitas tinggi yang telah memenuhi standar International Word Wide
Fuel Charter yang F menuju katagori I. Dan tentu saja bahan ini tidak
mengandung timbal.
Dari sisi sifat fisika atau properties bahan baku Pertamax dan
Pertamax Plus memiliki stabilitas oksidasi yang lebih tinggi dari
destilasi atau titik didih yang lebih rendah. Kemudian kandungan
olefin, aromatik dan benzenernya telah dibatasi. Hasilnya, bahan baku
Pertamax pembakarannya lebih sempurna. Dan untuk memenuhi kebutuhan
dan perkembangan teknologi otomotif, angka oktanpun disesuaikan,
Pertamax memiliki oktan RON (Research Octane Number) 92 dan Pertamax
Plus memiliki oktan RON 95.
Keunggulan lainnya, Pertamax dan Pertamax Plus dilengkapi dengan
aditif generasi 5 atau aditif generasi terakhir. Aditif yang berfungsi
menyempurnakan proses kimia pada pembakaran didalam mesin ini telah
memperoleh sertifikasi dan laboratorium independen berstandar
international di Houston, Texas Amerika Serikat. Houston Texas sudah
lama dikenal sebagai pusat riset bahan bakar dan motorgas dunia.
Biasanya di dalam mesin kendaraan terdapat timbunan deposit pada
intake rafre yang akan menggganggu akselerasi mesin. Sedangkan timbunan
deposit pada fuel injector dan ruang pembakaran akan membebani
kinerja mesin. Aditif ini mampu membersihkan mesin dari semua timbunan
deposit tersebut. Aditif ini juga melarutkan air dalam tangki mobil
sehingga dapat mencegah karat dan korusi pada saluran dan tangki
mesin.
Hasil pembakaran mesin makin sempurna. Lalu racun gas buang kendaraan
bermotor yang bersumber dari senyawa kimia yang tidak stabil (nitrogen
oksida dan karbon monoksida) dapat ditekan menjadi lebih baik.
Kemampuan Pertamax dan Pertamax Plus membersihkan mesin dari timbunan
deposit dan menekan kandungan racun gas buang kendaraan bermotor,
membuat kinerja mesin meningkat dan lebih bertenaga, serta ramah
lingkungan. Pada akhirnya kita bisa menekan biaya perawatan kendaraan
dan menghemat konsumsi bahan bakar hingga 6,7%. Mobilpun tidak akan
ngelitik saat jalan.
Membeli sendiri aditif tambahan akan lebih mahal dan merepotkan. Kita
mesti repot membeli dan membuka kemasannya. Dan bisa saja suatu saat
kita lupa menambahkan aditif atau tidak tepat takarannya.Kini konsumen
tidak perlu lagi membeli tambahan aditif.
Persepsi salah ?
Persepsi yang salah masih dianut oleh kebanyakan masyarakat kita bahkan juga para mekanik bengkel resmi sekalipun:
1. Bensin tanpa timbal itu tidak boleh digunakan oleh mobil lawas karena mesin mobil lawas butuh timbal sebagai pelumas katup;
2. Bensin tanpa timbal hanya boleh digunakan oleh kendaraan yang dilengkapi dengan perangkat catalytic converter.
Mari kita ulas satu persatu untuk mendapatkan pengertian yang benar.
Timbal dalam bahan bakar TIDAK melumasi katup, namun residu timbal
melapisi katup. Karena ada lapisan ini, maka ketika katup menutup ada
semacam bantalan/ cushion antara bahan metal katup dengan dudukan katup
(valve seat) di cylinder head. Jika katup beradu langsung dengan
valve seat akan berakibat pada kalahnya valve seat karena bahan metal
yang digunakan katup pada umumnya lebih keras dari bahan cylinder
head.
Sekarang pertanyaannya adalah, apakah teori ini berlaku bagi mobil
anda? Jawabnya mudah saja, yaitu jika cylinder head mesin Anda terbuat
dari bahan aluminium alloy, maka teori ini TIDAK BERLAKU lagi alias
Anda boleh menggunakan bensin tanpa timbal. Kenapa begitu? Karena
bahan alloy relatif lunak dibandingkan metal katup, pabrikan sudah
memasangkan insert (lapisan) pada valve seat yang terbuat dari bahan
baja. Jadi dalam hal ini cylinder head tidak akan rusak, dan tidak
butuh bahan bakar bertimbal sebagai pelindung. Kesimpulannya, bahkan
Peugeot 505 GR sekalipun laik mengkonsumsi BBM Tanpa Timbal.
Timbal digunakan untuk mendongkrak nilai oktan bensin sejak awal abad
ini. Dalam perkembangannya, akhirnya diketahui bahwa timbal sangat
berbahaya bagi kesehatan, yaitu bersifat carcinogenic (pemicu kanker)
dan juga menghambat perkembangan intelijensi (IQ) anak-anak. Maka
diciptakanlah bensin tanpa timbal namun beroktan tinggi juga semenjak
awal 1970-an.
Pertamina sendiri merencanakan untuk menghapus bensin bertimbal
(premium dan premix) pada akhir tahun 2001 ini dari wilayah DKI
Jakarta dan akan disusul oleh daerah-daerah lainnya sehingga bumi
pertiwi diharapkan bebas dari bensin bertimbal pada akhir tahun 2003.
Bensin tanpa timbal yang sering disebut-sebut sebagai bensin ramah
lingkungan sebenarnya tidak seramah itu. Pada bensin jenis ini,
terdapat banyak sekali zat aromatics yang juga bersifat carcinogenic!
Zat-zat aromatics ini hanya bisa dinetralisir oleh Catalytic Converter
(Cat). Kesimpulannya, jika anda memiliki kendaraan yang tidak
dilengkapi dengan cat, anda sah-sah saja menggunakan bensin tanpa
timbal namun gas buang dari kendaraan anda masih bersifat berbahaya
juga. Jika kendaraan anda belum dilengkapi cat, alangkah baiknya jika
anda tetap menggunakan bensin tanpa timbal demi masa depan anak-anak
anda, supaya perkembangan IQ-nya tidak terganggu. Paling tidak, bensin
tanpa timbal tetap sedikit lebih ramah lingkungan walaupun kendaran
anda belum menggunakan cat.
Kebutuhan Oktan Mesin
Berapakah sebenarnya nilai oktan yang dibutuhkan oleh mesin mobil
Kita?Khusus untuk tipe yang kebutuhan oktannya sekitar 90-92. Artinya
anda boleh menggunakan premium yang dicampur Pertamax/Pertamax Plus
untuk mendapatkan nilai oktan yang dibutuhkan. Premium yang beroktan 88
jika dicampur dengan Pertamax/Pertamax Plus yang saat ini beroktan
92/95 dalam perbandingan 1:1 akan memberikan nilai oktan sekitar
90/91.5. Premium murni sama sekali tidak mampu mencukupi kebutuhan
oktan mesin tersebut.
Patut diketahui juga bahwa ada beberapa cara mengukur nilai oktan,
namun yang paling sering digunakan adalah metoda RON (Research octane
Number) dan Nilai Rata-rata RON dengan MON (Motor Octane Number).
Nilai-nilai oktan yang dibahas diatas semuanya menggunakan metoda RON.
Kadang ada yang bersikeras bahwa di USA bensin terbaik (premium
unleaded) hanya memiliki nilai oktan 94 sedangkan rata-rata mobil
kebanyakan cukup menggunakan oktan 87 saja. Makanya ketika orang ini
pulang ke bumi pertiwi, mobil-nya diisi dengan premium yang beroktan
88. Nah, disini terjadi kesalahan besar karena USA menganut metoda
Nilai Rata-rata RON-MON. Bensin beroktan 87 di USA memiliki nilai
oktan RON sekitar 92, sedangkan bensin premium unleaded beroktan 94 di
USA memiliki nilai oktan RON sekitar 99.
Apa yang terjadi jika kita menggunakan bensin yang memiliki nilai
oktan lebih rendah dari kebutuhan oktan mesin? Mesin akan ngelitik
(detonasi). Seringkali kita meremehkan detonasi padahal dampak dari
detonasi sangat fatal. Sebagai contoh, di arena balap detonasi
mengakibatkan bolongnya piston mesin! Tentunya di jalan raya kejadian
ini nyaris tidak pernah terdenganr karena kondisi pengendaraan yang
jauh berbeda dengan arena balap. Namun yang pasti, usia mesin
kendaraan akan menjadi jauh lebih pendek dibandingkan yang seharusnya.
Ring piston lebih cepat aus, demikian pula komponen-komponen mesin
lainnya.
Selain itu, mesin yang mengalami detonasi tidak dapat memberikan unjuk
kinerja optimal alias konsumsi BBM lebih boros namun tenaga yang
dihasilkan lebih kecil. Penyetelan ulang saat pengapian dengan cara
memundurkannya (retard/ na) bukanlah solusi yang bijaksana karena
kinerja mesin akan semakin menurun. Mesin menjadi tidak efisien lagi.
Namun cara ini patut dipertimbangkan ketika kita berada di daerah
dimana hanya tersedia bensin beroktan rendah. Daripada mesin cepat
jebol, apa boleh buat kita korbankan efisiensinya. Berusaha menurunkan
kompresi mesin juga bukan cara yang bijaksana karena akan mengurangi
efisiensi mesin. Namun, jika terpaksa karena di daerah dimana anda
tinggal hanya tersedia bensin premium, lakukanlah penurunan kompresi
dengan cara yang benar. Jangan pernah berpikir untuk men-double
paking/ gasket cylinder head! Carilah paking yang lebih tebal atau
lakukanlah pembesaran volume ruang bakar dengan cara yang benar.
Jika mesin kita hanya membutuhkan oktan sekitar 92 , apakah kita perlu
menggunakan bensin yang memiliki oktan lebih tinggi seperti Pertamax
Plus? Jelas tidak perlu, namun disini timbul dilema karena kita tetap
harus peduli pada masa depan anak-anak bangsa ini agar tidak menjadi
generasi yang bodoh dengan tingkat IQ rendah. Apakah solusinya?
1. Mencampur premium dengan Pertamax/Pertamax Plus, otomatis timbal pada gas buang kendaraan anda akan semakin kecil;
2. Menggunakan Pertamax Plus tapi anda harus menyetel ulang saat
pengapian mesin anda dengan memajukannya (advance/ voor). Memajukan saat
pengapian sebanyak sampai dengan sekitar 5 derajat akan mengakibatkan
mesin anda lebih efisien alias lebih bertenaga dan lebih hemat BBM
sehingga anda tidak buang uang percuma membeli bensin yang lebih mahal.
Menaikkan Nilai Oktan
Nilai oktan tidak dapat ditingkatkan dengan mudah. Octane booster Yang
banyak dijual di pasaran hanya mampu menaikkan nilai oktan sekitar 1
sampai 2 tingkat saja, jika tidak malah menurunkannya. Turun? Benar,
ini bukan salah ketik atau anda salah baca. Berbagai negara
menggunakan cara yang berbeda-beda dalam proses pembuatan bensin. Cara
yang digunakan di USA belum tentu sama dengan cara yang digunakan di
Cilacap atau Balongan. Dengan sendirinya, octane booster eks USA belum
tentu cocok untuk bensin di Indonesia. Pernah suatu ketika saya
menambahkan produk octane booster terkenal eks USA di mobil saya dan
yang terjadi mesin malah ngelitik (detonasi)! Padahal sebelumnya mesin
ini baik-baik saja. Penggunaan kamper untuk menaikkan nilai oktan
adalah mitos saja, karena hanya kamper kuno yang menggunakan bahan
naphtalene saja yang dapat menaikkan nilai oktan sedikit. Ini juga
dengan catatan, karena semuanya kembali tergantung pada proses
pembuatan/ penyulingan bensin. Kamper yang tidak larut sepenuhnya
malah bisa mengakibatkan tersumbatnya injector anda. Nilai oktan hanya
dapat ditingkatkan dengan efektif dengan beberapa cara antara lain:
1. Menambahkan timbal yang berbahaya bagi kesehatan;
2. Menambahkan MTBE seperti pada premix dan Super TT;
3. Mencampur bensin dengan Avgas (aviation gasoline).
Penggunaan avgas atau avtur juga disinyalir berbahaya bagi kesehatan
karena avgas pada umumnya memiliki kandungan timbal yang tinggi.
Penambahan MTBE seperti yang dilakukan Pertamina relatif aman bagi
kesehatan namun efisiensi pembakaran sebenarnya menurun karena
menurunnya nilai kalori (calorific value) hasil pembakaran bensin.
Untuk mendapatkan tenaga mesin yang sama, mesin harus membakar lebih
banyak bensin yang mengandung MTBE alias konsumsi BBM menjadi lebih
boros.
KESIMPULAN
1. Demi masa depan anak-anak anda yang harus lebih pintar dari orang
tuanya, gunakanlah bensin tanpa timbal (Pertamax / Pertamax Plus);
2. Jika anda berada di daerah yang tidak terdapat bensin tanpa timbal, ya apa boleh buat;
3. Gunakan bensin dengan nilai oktan yang sesuai dengan kebutuhan oktan
mesin anda (sesuai spesifikasi pabrikan). Oktan yang terlalu rendah
mengakibatkan detonasi pada mesin yang bersifat merusak mesin sedangkan
oktan yang terlalu tinggi membutuhkan penyetelan ulang pada saat
pengapian mesin anda supaya anda tidak buang uang percuma beli bensin
mahal;
4. Jika di tempat anda berdomisili tidak tersedia bensin beroktan cukup
untuk memenuhi kebutuhan mesin, maka anda terpaksa melakukan
penyetelan ulang saat pengapian atau memodifikasi cylinder head.
Artikel 3:
Mobil atau Motor kita baiknya diisi bensin apa ya? Ada pilihan bensin
yaitu Premium, Pertamax dan Pertamax Plus yang merupakan produk
Pertamina, dan ada juga bensin jenis lain dari perusahaan asing seperti
Shell dan Petronas. Semakin banyak lagi pilihan kita.
Mesin mobil maupun motor memerlukan jenis bensin yang sesuai dengan
desain mesin itu sendiri agar dapat bekerja dengan baik dan
menghasilkan kinerja yang optimal. Jenis bensin tersebut biasanya
diwakili dengan angka / nilai oktan (RON), misalnya Premium ber-oktan
88, Pertamax ber-oktan 92 dan seterusnya.
Semakin tinggi angka oktan, maka harga per liternya pun umumnya lebih
tinggi. Namun belum tentu bahwa jika mengisi bensin ber-oktan tinggi
pada mesin mobil/motor kita, kemudian akan menghasilkan tenaga yang
lebih tinggi juga. Wah jadi bagaimana dong?
Jika kita cermati spesifikasi kendaraan kita (mobil atau motor) pada
brosur yang baik akan menampilkan informasi rasio kompresi
(Compression Ratio / CR). CR ini adalah hasil perhitungan perbandingan
tekanan yang berkaitan dengan volume ruang bakar terhadap jarak
langkah piston dari titik bawah ke titik paling atas saat mesin
bekerja. terlihat pada foto, bahwa CR mesin mobil Timor DOHC S515i
adalah 9.3 : 1
Dari informasi spesifikasi brosur tersebut, kita bisa menentukan bahwa
mesin mobil timor tersebut memerlukan jenis bensin yang bernilai
oktan 92, yaitu bensin Pertamax.
Bagaimana jika diisi bensin dengan oktan lebih rendah?
Bensin dengan oktan rendah lebih mudah terbakar. Semakin tinggi nilai
CR pada mesin artinya membutuhkan bensin bernilai oktan tinggi. Mesin
berkompresi tinggi membuat bensin cepat terbakar (akibat tekanan yang
tinggi), yang akan menjadi masalah adalah, ketika bensin terbakar
lebih awal sebelum busi memercikkan api. Saat piston naik ke atas
melakukan kompresi, bensin menyala mendahului busi, akibatnya piston
seperti dipukul keras oleh ledakan ruang bakar tersebut. Kita sering
mendengar istilah "Ngelitik" (pinging/knocking) . Bagaimana
menggambarkan 'kejam'nya ngelitik yang dirasakan piston? Ibarat
telapak tangan kita ditusuk2 dengan paku… kira-kira begitu. Perlahan
namun pasti.. membuat piston seperti permukaan bulan… dan bahkan
bisa bolong!.. hiiii….
Saat terjadi 'ngelitik', bensin tidak menjadi tenaga yang terpakai.
Kerja mesin tidak optimal. Kembali diulang, mesin yang CR nya tinggi,
memerlukan bensin yang lambat terbakar. Semakin tinggi nilai CR,
bensin harus semakin lambat terbakarnya (oktan tinggi).
Nah, jadi untuk teman-teman, cermati nilai CR mesin mobil/motor kita
(bisa intip pada daftar di bawah), isilah bensin yang sesuai untuk
mesin tersebut.
Bagaimana kalau diisi bensin dengan oktan lebih tinggi?
Bensin dengan oktan lebih tinggi (pertamax, pertamax plus, dsb),
umumnya dilengkapi dengan aditif pembersih, dan sebagainya. Namun
tidak banyak memberi penambahan tenaga, jadi angka oktan tinggi bukan
artinya lebih 'bertenaga'.
Karena benefitnya kurang sebanding jika dibanding harganya yang
tinggi, maka ujung-ujungnya hanyalah merupakan pemborosan uang saja.
Kesimpulan:
- Dianjurkan mengisi bensin sesuai nilai rasio kompresi. (kecuali ada modifikasi lain).
- Semakin TINGGI nilai oktan, maka bensin semakin lambat terbakar (dikarenakan titik bakarnya lebih tinggi).
- Semakin TINGGI nilai oktan, maka bensin lebih sulit menguap (penguapan rendah)
- Bensin yang gagal terbakar (akibat oktan terlalu tinggi), bisa menyebabkan penumpukan kerak pada ruang bakar atau pada klep.
Solusi Alternatif
Banyak cara untuk menyiasati agar bisa menggunakan bensin Premium pada
mesin yang ber-CR tinggi, namun mesin tidak mengalami 'ngelitik',
antara lain:
- Menambahkan Octane Booster pada bensin (dimasukkan ke tangki bensin)
- Menggunakan katalis untuk menaikkan nilai oktan (biasanya mengandung timbal, tidak ramah lingkungan).
- Merubah derajat waktu pengapian (ignition timing) ke posisi yang lebih lambat (Retard).
- Menggunakan aplikasi water-injection (agak repot untuk perawatannya) .
- dan lain-lain.
Fakta…
Pada kenyataannya. . banyak kita lihat, khususnya di SPBU, motor-motor
baru yang berkompresi tinggi mengantri panjang di pompa bensin jenis
Premium. Faktor ekonomi lebih mendesak ketimbang dampak rusak ke depan
pada mesin motornya.. atau memang kurangnya informasi mengenai
pemilihan bensin ini.
Artikel 4:
Pertamax adalah bahan bakar minyak andalan Pertamina yang diluncurkan
sejak tahun 1999. Pertamax adalah bensin tanpa timbal dengan
kandungan aditif lengkap generasi mutakhir yang akan membersihkan
Intake Valve Port Fuel Injector dan ruang bakar dari carbon deposit
dan mempunyai RON 92 (Research Octane Number) dan dianjurkan juga
untuk kendaraan berbahan bakar bensin dengan perbandingan kompresi
tinggi.
Pertamax merupakan salah satu jenis bahan bakar ramah lingkungan
beroktan tinggi hasil penyempurnaan produk Pertamina sebelumnya.
Formula barunya yang terbuat dari bahan baku berkualtas tinggi
memastikan mesin kendaraan bermotor bekerja dengan lebih baik, lebih
bertenaga, “knock free”, rendah emisi, dan memungkinkan penghematan
pemakaian bahan bakar.
Pertamax ditujukan untuk kendaraan yang mempersyaratkan penggunaan
bahan bakar beroktan tinggi dan tanpa timbal (unleaded). Pertamax juga
direkomendasikan untuk kendaraan yang diproduksi diatas tahun 1990
terutama yang telah menggunakan teknologi setara dengan electronic
fuel injection dan catalytic converters.
Produk Pertamina ini sudah tidak menggunakan campuran timbal dan metal
lainnya yang sering digunakan pada bahan bakar lain untuk
meningkatkan nilai oktan sehingga Pertamax merupakan bahan bakar yang
sangat bersahabat dengan lingkungan.
Artikel 5:
Sepertinya memilih bahan bakar yang tepat untuk Motor Matic kita
menjadi salah satu yang wajib dipertimbangkan. Jangan pernah
beranggapan “Bensin itu sama saja”. Mari kita telaah lebih lanjut
mengenai bahan bakar yang kita pergunakan untuk motor Matic Kita.
Karakteristik Umum
Bahan bakar kendaraan bermotor, memiliki nilai kandungan oktan yang
berbeda-beda. Semakin rendah nilai oktan (Research Octane Number / RON)
maka bensin tersebut akan lebih mudah terbakar. Semakin tinggi nilai
oktan, maka bahan bakar akan semakin lama terbakar (sumber: wikipedia).
Menggunakan bahan bakar dengan oktan tinggi tidak lantas akan menaikan
tenaga motor Matic Anda. Yang paling perlu diperhatikan adalah
perbandingan kompresi (Compression Ratio) dari Matic Anda apakah cocok
dengan bahan bakar tersebut atau tidak. Di Indonesia, bahan bakar
bensin dibagi menjadi 3 jenis, Premium dengan nilai oktan 88, Pertamax
dengan nilai oktan 92, dan pertamax plus dengan nilai oktan 95.
Kompresi
Perbandingan kompresi (Compression Ratio) digambarkan sebagai
penyempitan ruang bakar ketika piston berada dalam posisi paling tinggi
berbanding posisi piston pada paling rendah. Misalnya, dalam sebuah
silinder yang memiliki kapasitas 1000cc pada posisi piston dibawah,
sedangkan pada posisi atas kapasitas silinder akan berada pada 100cc,
keadaan ini memiliki kompresi 1000 : 100 atau 10:1. Pada posisi puncak,
udara dalam keadaan mampat dan pada posisi ini pula ledakan bahan
bakar akan terjadi dan mendorong piston kebawah.
Kompresi Vs. Oktan
Bayangkan Anda sedang memegang alat suntik yang ditutup pada bagian
jarumnya (tempat keluar cairan) kemudian tekan hingga karet pendorong
suntikan berada di tengah (50%). Kemudian ulangi namun dengan posisi
karet pendorong suntikan berada di posisi 90%. Mana yang lebih lama
dilakukan? mana yang lebih memerlukan tenaga?. Jawabannya tentu yang
posisi karet pendorong 90% bukan? Nah analogi diatas tepat untuk
menggambarkan kompresi pada motor Anda.
Pembakaran pada ruang pembakaran sebaiknya terjadi pada saat posisi piston berada pada puncak silinder. Dalam hal ini,
timing
yang lebih menentukan untuk waktu pembakaran yang tepat. Pada kompresi
rendah yang memerlukan waktu lebih cepat, ia memerlukan bahan bakar
yang cepat terbakar pula (oktan rendah). Sedangkan pada kompresi lebih
tinggi, ia memerlukan bahan bakar yang lebih lama terbakar (oktan
tinggi) agar ketika sudah posisi puncak piston maka bensin akan
terbakar.
Bagaimana bila mesin dengan kompresi tinggi mempergunakan bahan bakar
beroktan rendah? Seperti yang kita analogikan pada alat suntikan, pada
mesin kompresi tinggi namun dengan bahan bakar beroktan rendah, maka
bahan bakar akan terbakar sebelum piston mencapai puncak. Akibatnya,
tenaga yang dihasilkan tidak full, mesin seperti los atau bahkan
terjadi knocking, yang lama kelamaan akan merusah piston bahkan akan
jebol.
Sedangkan bila Anda menggunakan bahan bakar yang sesuai dengan mesin
Anda, yang akan Anda peroleh adalah Efisiensi dan tenaga lebih optimal.
Bahan Bakar yang Cocok
Panduan untuk menentukan bahan bakar sesuai kompresi dapat dilihat sebagai berikut:
7 : 1 s.d. 9 : 1 = Premium
9 : 1 s.d. 10 : 1 = Pertamax
10 : 1 s.d. 11 : 1 = Pertamax Plus
Premium:
Yamaha Mio (8.8 : 1)
Yamaha Mio Soul (8.8 : 1)
Yamaha Nouvo (8.8 : 1)
Pertamax:
Suzuki Skydrive (9.6 : 1)
Suzuki Skywave (9.6 : 1)
Suzuki Spin (9.6 : 1)
Honda Beat (9.2 : 1)
Kymco Free LX / Libero (9.8 : 1)
Kymco Trend SR (9.8 : 1)
Pertamax Plus:
Honda Vario (10,7 : 1)
Kymco Free Ex (10.4 : 1)
Kymco Easy JR (10.4 : 1)
Melihat kondisi di Indonesia akan ketersediaan jenis bahan bakar,
pihak pabrikan tentu telah memertimbangkan hal ini, dengan membuat
mesin dengan kompresi tinggi “lebih toleran” dengan mengatur /
memundurkan timing pengapian. Oleh: Matic Rider Blog
(http://maticrider.com)
WebRepOverall rating
Artikel 6:
Memiliki kendaraan bermotor saat ini sebaiknya harus irit bahan bakar,
tapi di lapangan kenyataan irit itu ternyata banyak sekali faktor
yang menentukannya. Beberapa kendaraan mengklain bahwa kendaan merek
tertentu tersebut irit bahan bakar tapi di lapangan para penggunakan
menemukan hal yang berbeda.
Sebenarnya menurut pendapat saya irit menggunakan bahan bakar oleh
kendaraan juga harus di lihat dari spesifikasi mesin kendaraan itu
sendiri.
Kita ketahui bahwa untuk memperoleh tenaga mesin mendapatkannya dari
pembakaran bahan bakar minyak. nah mengenai pembakaran ini kita harus
memperhatikan kompresi mesin kendaraan tersebut.
Jika kita menggunakan bahan bakar yang tidak sesuai dengan kompresinya
bisa menjadi salah satu sebab kendaraan kurang efektif menggunakan
bahan bakar dan akibarnya terkesan boros.
dari beberapa sumber di internet saya mendapatkan informasi bahwa
kendaraan tertentu tidak baik menggunakan bensin, baiknya menggunakan
pertamax atau pertamax plus, ada juga kendaraan yang tidak baik
menggunakan pertamax melainkan baik menggunakan premium biasa ( bensin)
Untuk melihat kecocokan mesin kendaraan kita terhadap bahar bakar yang digunakannya bisa di lihat dibawah ini
- Premium untuk mesin dengan kompresi 7.0 :1 – 9.0 :1
- Pertamax untuk mesin dengan kompresi 9.0 :1 – 10.0 :1
- Pertamax Plus untuk mesin dengan kompresi 10.0 :1 – 11.x :1
Nah kalau melihat jenis bensin dan kompresinya, saya sempet
melihat spesifikasi kompresi beberapa kendaraan yang banyak digunakan
kita sehari hari
Motor : Bensin
- yamaha mio standart
- yamaha mio soul
- yamaha mio sporty
- honda absolute revo
- honda blade
- Honda Tiger
- Honda SUpraX 125
- Honda Revo AT
Motor : Pertamax
- yamaha new scorpio - pertamax
- yamaha byson - pertamax
- yamaha vega zr
- yamaha new jupiter z
- kawasaki klx-150s
- kawasaki athlete
- kawasaki edge
- Honda new megapro
- Honda Scoopy
- Suzuki Skywave 125
- Suzuki Spin 125
- Suzuki Thunder 125
- Suzuki Skydrive
- Suzuki Smash Titan 115
Motor : Pertamax Plus
- yamaha vixion
- yamaha xeon
- yamaha jupiter mx
- kawasaki ninja 250 R
- kawasaki klx 250s
- kawasaki kaze zx130
- Honda PCX
- Honda Vario
- Suzuki Satria FU
Mobil : Bensin :
Mobil : Pertamax :
- Cherolet Estate 1.6
- Honda Stream 1.7
- Daihatsu Sirion 1.3
- Proton Savvy 1.2
- Suzuki Swift 1.5
Mobil : Pertamax Plus
- Daihatsu Xenia VVT-i
- Nissan Grand Livina 1.5
- Avanza 1.5
- Honda Jazz VTEC 1.5
- Suzuki SX4 1.5
- Toyota Yaris 1.5
- Nissan Livina Hatch 1.5